DETASEMEN B
SUB DETASEMEN 1
DASAR SAR
(SEARCH AND RESCUE)
PENGERTIAN, DASAR HUKUM, SEJARAH, UNSUR
DAN PERSYARATAN SAR
1. Pengertian SAR
Search and Rescue (SAR) adalah pengerahan dan koordinasi antara personel yang kabapel dengan fasilitas yang memadai untuk melakukan pencarian dalam rangka penyelamatan jiwa manusia dan harta benda yang sedang diduga atau diduga akan mendapatkan musibah didaerah terisolasi.
Operasi SAR adalah kegiatan merencanakan penyusunan pengerahan dan pengendalian unsur-unsur SAR dalam rangka pelaksanaan pencarian dan penyelamatan jiwa manusia yang mengalami musibah.
2. Sejarah organisasi SAR
Sejarah organisasi SAR ada sejak manusia memerlukan bantuan pihak lain untuk menemukan dirinya yang sedang ditimpa musibah ditempat yang terisolir guna menyelamatkannya. Organisasi SAR ada secara formal sejak Tahun 1970 di Amerika Serikat, dengan sebutan US COAST GUARD. Organisasi ini merupakan usaha penyelamatan terhadap perenang-perenang yang terbawa arus di pantai atau perahu-perahu nelayan yang diserang gelombang atau badai dan sesuai dengan perkembangan jaman atau kehidupan masyarakat maupun teknologi. Organisasi inipun berkembang sesuai tuntutan kebutuhan.
3. Unsur-unsur SAR
Unsur SAR bertugas untuk melaksanakan operasi SAR di bawah koordinasi dan pengendalian SMC. Unsur SAR ini dapat berupa :
a. Potensi SAR TNI meliputi TNI Darat, Laut dan Udara.
b. Potensi SAR Kepolisian Republik Indonesia.
c. Potensi SAR Pemerintah meliputi Pemerintah Daerah, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktorat Keselamatan Penerbangan, Stasiun Radio Pantai, Perusahaan Penerbangan dan Pelayaran Pemerintah, Hansip, Palang Merah Indonesia dan lain-lain.
d. Potensi SAR organisasi hobby meliputi : organisasi Aerosport Indonesia Penyelam, pramuka, pencinta alam, pendaki gunung, ORARI, KRAP, dan lain-lain.
e. Potensi SAR organisasi hobby meliputi organisasi aerosport Indonesia, penyelam, pramuka, pecinta alam, pendaki gunung, ORARI, KRAP, dll.
e. Kejadian-kejadian yang memerlukan bantuan SAR
Berdasarkan Keppres No. 11 tahun 1972 yang dikategorikan sebagai kejadian yang memerlukan bantuan SAR adalah malapetaka yang dihadapi atau diderita seseorang atau sekelompok orang karena berbagai sebab yang mengakibatkan korban jiwa dan harta benda. Antara lain sebagai berikut :
a. Musibah penerbangan
b. Musibah pelayaran
c. Kejadian sejenis, misalnya hilangnya pendaki gunung, penjelajah rimba, penyusur sungai atau ekspedisi ke daerah terpencil dan sumur. Sedangkan kejadian yang tidak termsuk kejadian yang memerlukan bantuan SAR adalah malapetaka yang disebabkan oleh kejadian alam antara lain :
1) Gempa bumi
2) Tanah longsor
3) Kapal kandas
4) Gunung meletus
Untuk kejadian tersebut diatas diseluruh personel maupun fasilitas SAR dapat dikerahkan guna membantu di dalam penanggulangannya.
4. Persyaratan personel SAR
Untuk menghadapi/melaksanakan operasi SAR, diperlukan personil maupun fasilitas yang memenuhi beberapa persyaratan antara lain sebagai berikut :
a. Memiliki dedikasi yang tinggi terhadap perikemanusiaan.
b. Memiliki fisik dan mental yang baik
c. Memiliki moral dan disiplin yang tinggi
d. Memiliki intelegensi yang cukup
e. Memiliki keterampilan antara lain : penerjun segala medan, Scuba, Mountenering, Survival, P3K, Peta kompas, Komunikasi, Pemadam kebakaran, Pendaki gunung, Cara memasuki berada dan meninggalkan lokasi kejadian.
PIONER
PENGERTIAN, MACAM-MACAM SAMBUNGAN DAN IKATAN
Uraian Materi dan Contoh.
1. Pengertian Pioner.
Adalah suatu pekerjaan zeni yang dapat dilakukan oleh prajurit biasa secara terbatas, baik perorangan maupun dalam hubungan kelompok.
Bagi prajurit Polri (Brimob) harus mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan / dibebankan kepadanya.
Lebih-lebih tugas dilapangan harus mempunyai daya kreatif dan still dalam segala hal. Sebab prajurit Polri (Brimob) harus mempunyai semboyan serba bisa dan serba mungkin dan serba dapat.
Serba mungkin, dalam arti :
Bahwa tugas yang dihadapinya akan berjalan sesuai dengan rencana, tetapi situasi tidak demikian halnya, bahwa keadaan berubah-ubah dengan tidak terduga-duga .
Jelasnya kemungkinan-kemungkinan yang timbul harus diperhitungkan sebelum tugas itu dilaksanakan.
Serba dapat, dalam arti :
Bahwa semua kemungkinan yang dihadapi harus dapat terlaksana, namun tugas itu tidak dapat terpenuhi sesuai dengan apa yang telah direncanakan dengan sempurna.
Suatu …..
Suatu contoh tugas yang berat dalam medan pertempuran, pasukan harus sudah sampai di tempat yang telah ditentukan, tetapi dalam perjalanan mengalami kesulitan karena adanya sungai yang dalam atau jurang yang curam, namun kesulitan ini harus dapat dilalui / diatasi.
Pioner dalam arti Bahasa Ingris adalah membuka jalan, sehingga kalau kita berbicara masalah Pioner banyak macamnya, antara lain ; tentang tali-temali, membuat rumah, membuat jembatan, rintangan, berbivak, membuat samaran dan lain sebagainya.
Dengan demikian sebagai seorang prajurit Polri (Brimob), maka kita harus pandai membuat dan mengatasi apa yang akan dan sedang terjadi di lapangan / medan pertempuran.
2. Sambungan dan Ikatan.
a. Tali Temali.
Tali temali terbagi dalam 3 (tiga) bagian besar :
1) Simpul.
2) Jerat.
3) Ikatan.
Keterangan :
1) Simpul adalah hubungan antara dua utas tali / antar tali dengan tali.
2) Jerat adalah hubungan antara sebuah benda dengan tali.
3) Ikatan adalah hubungan antara dua buah benda atau lebih dengan pertolongan tali.
Macam-macam Simpul :
1) Simpul Sosok.
2) Simpul Mata.
3) Simpul Mati.
4) Simpul Hidup.
Simpul ini digunakan untuk menyambung tali yang sama besar.
5) Simpul Anyam Tunggal.
Simpul ini digunakan untuk menyambung tali besar dengan tali kecil.
6) Simpul Anyam Berganda / Kupu-kupu.
Simpul ini digunakan untuk menyambung tali besar dengan tali kecll yang basah
7) Simpul Gelung.
Simpul ini biasanya terbuat dengan kawat / bambu tipis
8) Simpul Kupu-kupu
Simpul kupu-kupu ini digunakan untuk mengencangkan seutas tali yang membentang antara pohon dengan pohon yang biasa digunakan untuk merayap tambang, sehingga mudah untuk melepasnya.
9) Simpul Aceh.
Simpul ini biasanya digunakan untuk mengikat tahanan / tawanan.
Macam-macam Jerat :
1) Jerat Tukang Kayu.
2) Jerat Sauh Rangkap.
3) Jerat Setengah.
4) Jerat Patok / Pangkal.
5) Jerat Anak Tangga.
Macam-macam Ikatan :
1) Ikatan Pokok.
2) Ikatan Hidup.
3) Ikatan Bersilang.
4) Ikatan Lilit.
5) Ikatan Susut.
Jika akan mengikat suatu benda, pada permulaanya kita membuat jerat tukang kayu atau jerat pangkal atau jerat patok. Jika pengikatan telah selesai harus diakhiri / dimatikan dengan simpul hidup jerat setengah. Ikatan susut biasanya digunakan untuk mengikat pada rusuk-rusuk penutup jembatan (lantai) dan pada gelagar / golongan.
Bahan pengikat, antara lain :
1) Tali ijuk.
2) Rotan.
3) Kawat.
4) Tutus dari bambu.
Untuk ikatan yang menggunakan kawat, tidak dimulai dengan jerat tukang kayu / jerat pangkal, tetapi cukup dengan satu ujung dibelitkan. Simpul gelung hanya dapat dilakukan pada pengikatan kecil dan bahannya dari tali tutus atau kawat.
b. Sambungan Bambu dan Kayu.
1) Sambungan Bambu.
Sambungan Bambu ada 4 (empat) :
a) Sambungan Utuh.
Adalah jika kedua batang bambu terletak pada perpanjangan.
b) Sambungan Setengah.
Adalah jika kedua batang bambu terletak pada perpanjangan dan masing-masing bambu yang tertentu itu dibelah.
c) Sambungan Tegak Lurus.
Adalah jika kedua batang bambu bertemu tegak lurus dengan sudut siku-siku bambu yang dibagian bawah dibuat cawang dan dibuatkan pasak.
d) Sambungan Serong.
Adalah jika kedua batang bambu bertemu serong, bambu bagian bawah dibuatkan pasak kemudian diikat.
2) Sambungan Kayu.
a) Janis kayu terbagi 2 (dua) macam :
(1) Kayu yang sudah digergaji.
(2) Kayu yang bulat, belum / tidak digergaji.
b) (Macam-macam Sambungan Kayu yang sudah digergaji :
(1) Sambungan lurus.
(2) Sambungan pasak berlubang.
(3) Sambungan bersilang.
(4) Sambungan serong.
c) Macam-macam Sambungan Kayu Bulat :
(1) Sambungan lurus.
(2) Sambungan jugur ikan.
(3) Sambungan pasak berlubang
KETERAMPILAN DASAR MOUNTAINERING
1. Peluncuran di atas Tali
a. Cara persiapan :
1) Tiarap diatas tali pokok dengan posisi tali membelah badan.
2) Tangan menggantung lemas dagu diangkat
3) Kedua kaki sedikit dibuka.
b. Cara meluncur :
1) Setelah persiapan cukup dan sudah siap maka setelah dilepas dengan sendirinya badan akan meluncur kebawah
2) Selama meluncur yang harus diperhatikan
a) Badan tetap rilek dan kaki tetap menggantung lemas ( tidak diangkat )
b) Pandangan kedepan ( dagu diangkat )
c) Kaki sedikit dibuka kecuali bila dibutuhkan mengerem pangkal paha dirapatkan
3) Setelah sampai dibawah/ finis lepaskan tali jiwa baru turun dari tali pokok.
Catatan:
Untuk membantu mengerem peluncuran, dibawah/ finis diberikan tali untuk mengerem (menahan luncuran) apabila luncuran sangat cepat dan peluncur kurang mengatasi teknik.
2. Peluncuran di bawah Tali
a. Cara persiapan.
1) Setalah dipasang tali jiwa berdiri dibawah tali pokok.
2) Pegang Tuger Roof dengan kedua tangan dan melangkahkan diatas tali pokok.
3) Kedua kaki rapat dan ditekuk sedikit.
b. Cara meluncur.
1) Setelah persiapan cukup dan sudah siap maka angkat badan sehingga tergantung setelah badan tergantung maka semua otomatis badan akan meluncur kebawah.
2) Selama meluncur yang harus diperhatikan
a) Tangan lurus keatas sambil memegang tugle roop.
b) Pandangan ke depan.
c) Kaki rapat lutut sedikit ditekuk (tidak kaku).
3) Setelah sampai dibawah/ finis lepaskan tugle roop dan usahakan mendarat dengan posisi kaki mengeper (tidak kaku).
Catatan :
Untuk membantu mengerem peluncuran, dibawah/ finis diberikan tali untuk mengerem (menahan luncuran) apabila luncuran sangat cepat dan peluncur kurang mengatasi teknik.
3. Merayap Tambang
a. Cara persiapan
Telungkup diatas tali, kedua tangan tergantung, kepala terletak disebelah kiri tali, kaki kiri digantungkan kebawah / lemas, sedangkan kaki kanan ditekuk dan telapak kaki mengkait tali, tumit dekat pantat, apabila akan berangkat kedua tangan memegang tali didepan dada.
b. Pelaksanaan
Cara ke 1 : Kedua tangan diulurkan kedepan, tarik badan kedepan dengan kedua tangan, sehingga badan tertarik kedepan, begitu seterusnya sampai selesai.
Cara ke 2 : Ulur tangan kiri kedepan pegang tali susul dengan tangan kanan, tarik badan kedepan dengan kedua tangan sehingga badan tertarik kedepan, begitu seterusnya sampai selesai.
Cara ke 3 : Tarik badan dengan menggunakan tangan kiri atau kanan secara bergantian
c Cara turun
Apabila betul-betul sudah aman maka turunkan badan dengan tenang dari tali dan apabila menggunakan tali pengaman sebelum turun maka harus melepas tali pengaman dulu.
4. Turun Tebing dengan Leter “S“
a. Cara persiapan
1) Setelah dipasang tali jiwa berdiri dengan posisi tali pokok berada di tengah-tengah badan.
2) Tali pokok (dari belakang) dililitkan lewat ketik sebelah kanan kemudian melingkar lewat pundak kiri dan dipegang tangan kanan, tang kiri memegang tali di depannya (tidak meremas).
3) Posisi badan condong kaki kiri berada didepan kaki kanan jauh ke belakang.(membentuk kuda-kuda kiri depan).
b. Cara turun
1) Setelah persiapan cukup dan sudah siap cara turunnya dengan menarik tali yang berada di belakang dengan tangan kanan secara otomatis badan akan turun.
2) Selama turun yang harus diperhatikan adalah :
a) Badan selalu condong mendekat di tali pokok.
b) Kaki selalu kuda-kuda kiri depan dan dibukak selebar bahu.
3) Setelah sampai dibawah/ finis lepaskan tali pokok dulu baru melepas tali jiwa.
5. Kegiatan Pelajaran Lilit Kait
a. Cara persiapan :
Berdiri dengan posisi kaki menjepit tali yang sudah di ikat dan tangan lurus pegangan tali di atas kepala.
b. Pelaksanaan :
1) Badan diangkat dengan kedua tangan ditekuk sehingga kaki bisa mendekat ke tangan.
2) Posisi telapak kaki kiri di atas tali dan kaki kanan di bawah tali dengan gerakan dililit sehingga telapak kaki kanan pindah di atas telapak kaki kiri dan menginjak kaki yang melilit diatas telapak kaki kiri sehingga posisi terakhir jongkok dengan kedua kaki yang terlilit oleh tali.
3) Setelah itu berdiri dengan tumpuan kedua kaki yang sudah terlilit tali dengan dibantu kedua tangan.
4) Begitu seterusnya diulang ulang sehingga sampai beberapa kali lilitan.
c. Cara turun :
1) Posisi badan jongkok dengan kaki yang terlilit tali kedua tangan pegangan tali didepan dada
2) Kedua tangan pegangan tali, kedua kaki diturunkan dengan lilitan tali yang dikendorkan sehingga posisi badan dan kaki lurus kebawah dengan posisi lilitan dikencangkan kembali.
3) Gerakan berikut kedua telapak kaki masih terlilit badan jongkok kedua tangan pegangan tali didepan dada.
4) Begitu seterusnya seperti gerakan a,b dan c sehingga sampai posisi di persiapan.
6. Kegiatan Cara Mengatasi Kesulitan
a Terjadi goncangan. .
Apabila terjadi oncangan maka berhenti dengan sikap seperti sikap persiapan dengan kedua tangan memegang tali di depan dada, jika tali sudah tenang kegiatan merayap dapat dlanjutkan.
b. Terbalik.
1) Jika terbalik dan kedua kaki terlepas dari tali badan tergantung (memegang dengan kedua tangan), berusaha mengangkat kedua kaki keatas dan melihat kebelakang lewat atas tali, sehingga perut diatas tali. Selanjutnya mengambil sikap persiapan dan jika sudah sikap siap melanjutkan kegiatan s/d selesai.
2) Terbalik dengan kedua kaki masih mengkait, maka usahakan kaki kanan naikan di atas tali dan kaki kiri menggantung lemas, ketiak kiri menghimpit tali dan tangan kanan menekan tali, dengan gerakan bersama-sama antara tangan kanan menekan tali dan kaki didorong ke belakang maka badan akan berada diatas tali seperti sikap persiapan lagi dan kegiatan bisa dilanjutkan.
3) Terbalik dengan kedua kaki masih mengkait, berusaha keatas tali dengan cara satu kaki tetap terkait dan kaki yang lain diluruskan dan dibuka kesamping bersama dengan kaki yang diluruskan dilempar melingkar lewat atas kepala angkat pantat sehingga pangkal paha rapat dengan tali, sehingga kaki
yang lurus berputar/melingkar ke bawah. dan badan diatas tali, selanjutnya. mengambil sikap persiapan.
yang lurus berputar/melingkar ke bawah. dan badan diatas tali, selanjutnya. mengambil sikap persiapan.
4) Jika sudah siap kegiatan bisa dilanjutkan.
SURVIVAL
1. SURVIVAL INDIVIDU
Berada pada keadaan Survival seorang diri selain menghadapi masalah teknis juga akan menghadapi masalah kejiwaan yang kadang-kadang lebih berat dari masalah teknisnya sendiri. Kesepian dan bosan adalah suatu keadaan yang tidak akan datang secara tiba-tiba, sangat lain dengan rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan akan datang secara perlahan dan tidak terduga, biasanya akan timbul pada saat semua pekerjaan teknis survival telah dikerjakan dan kebutuhan untuk survival sudah didapatkan seperti air, makanan dan tempat berlindung.
Secara psikologi mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan kesibukan kerja dan pekerjaan yang bisa menyenangkan diri agar memungkinkan pertolongan datang, terus siapkan diri dan kebutuhan untuk kemungkinan waktu survival yang panjang.
Pada saat survival seorang diri, selalu bekerja untuk hal yag perlu dikerjakan dan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
2. SURVIVAL KELOMPOK
Berkelompok pada saat survival lebih baik dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan seluruh bahaya dan resiko akan di hadapi sendiri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tangan untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman berkomunikasi, yang mana komunikasi adalah salah satu faktor penting untuk mengatasi rasa sepi dan tertekan oleh rasa kesendirian.
Untuk menjaga kebersamaan tetap terkontrol pada saat survival kelompok seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin dan setiap anggota harus selalu didalam kelompok.
Apabila seorang pemimpin sudah di tunjuk segeralah lakukan tindakan sebagai berikut :
A. Susun rencana kegiatan.
Pada saat menyusun rencana libatkan seluruh anggota, dengan melibatkan seluruh anggota tanggung jawab dan keselamatan menjadi milik bersama.
B. Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota.
Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat di selesaikan dan membina rasa kebersamaan.
C. Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan didalam kelompok.
3. SURVIVAL KIT
Survival kit adalah satu set peralatan atau satu kotak/tas peralatan survival yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gunung, hutan, padang pasir, pantai serta laut. Survival kit biasanya digunakan para penerbang pesawat militer.
Untuk seorang penjelajah ataupun petualang survival kit adalah salah satu perlengkapan dasar yang harus dimiliki. Survival kit dapat dibuat sendiri sesuai dengan tujuan perjalanan dan kebutuhan pribadi dengan cara :
Carilah sebuah kaleng yang bertutup dan tidak bocor, ukuran cukup kecil tetapi dapat memuat alat yang diperlukan. Gosoklah bagian dalam kaleng sampai mengkilat sehingga dapat digunakan sebagai cermin. Untuk membuat lebih kedap air berilah paking pada tutupnya dan balutlah dengan selotip setelah ditutup.
Pada saat mengisi kotak survival usahakan tidak ada ruang kosong yang akan memungkinkan peralatan didalam kotak bergerak yang mengakibatkan kerusakan alat.Untuk menghindari ini isilah bagian kosong dikotak dengan kapas atau sobekan kain yang nantinya juga kapas dan sobekan kain dapat digunakan sebagai bahan penyala api.
EVAKUASI
1. Teknik Evakuasi Darat (membawa korban dengan gendongan).
a. Tahap persiapan teknik evakuasi darat (membawa korban dengan gendongan)
1) Cek semua sarana yag akan digunakan
a) Sit harness
b) Webbing panjang
c) Tali carmanel “static”.
d) Carabiner screw gate
e) Figure eight
f) Sarung tangan
g) Pulley/catroll
2) Pengenalan sarana yang akan digunakan
3) Penekanan tentang keamanan
4) Contoh pelaksanaan oleh instruktur.
b. Tahap pelaksanaan teknik evakuasi darat (membawa korban dengan gendongan)
1) Baik penolong maupun korban menggunakan Webbing/Sit Harness sebagai tali jiwa, diikatkan kepada penolong berada disebelah kiri sedangkan korban kebalikannya dari penolong. Selanjutnya kedua sisa webbing tadi diikatkan menjadi satu (sehingga antara penolong dengan korban terikat menjadi satu).
2) Penolong memasang Carabiner dan Figure of Eight ke tali utama kemudian menempatkan diri di depan korban/berhadapan. Sarung tangan sudah dalam keadaan terpasang. Dengan posisi merunduk untuk mengangkat korban kaki dibuka selebar bahu dan badan agak condong ke depan.
3) Posisi korban melangkah ditengah-tengah tali utama, kemudian korban dipasangkan tali bilai/tali pengaman dibagian belakang tubuhnya yang dikendalikan dari atas. Dengan maksud untuk mengurangi beban penolong pada saat korban diturunkan serta menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
4) Selanjutnya korban diangkat/digendong oleh penolong diatas pundak sebelah kiri (sebelah kanan apabila penolong kidal) dengan kaki menelapak penuh dengan posisi kaki tegak lurus dengan dinding dan badan sejajar, kaki melangkah satu persatu (tidak boleh loncat-loncat).
5) Posisi tangan kanan penolong sebagai pengendali tali berada dibelakang pinggang, sedangkan tangan kiri berada didepan memegang tali sekaligus melindungi korban agar tidak jatuh ke belakang.
6) Untuk pengereman hanya meremas tali utama yang berada ditangan kanan.
7) Setelah sampai di bawah, penolong berjalan ke belakang kemudian maju dengan maksud untuk memudahkan penurunan korban.
c. Tahap akhir kegiatan teknik evakuasi darat (membawa korban dengan gendongan).
1) Pengecekan kondisi dan perlengkapan.
2) Melaporkan hasil kegiatan.
3) Evaluasi.
2. Teknik Evakuasi Udara (repling helly dengan kedua tangan ke depan).
a. Tahap persiapan.
1) Cek semua sarana yang akan digunakan
a) Sit harness
b) Webbing panjang
c) Tali carmanel “static”.
d) Carabiner screw gate
e) Figure eight
f) Sarung tangan
g) Pulley/catroll
2) Pengenalan sarana yang dugunakan
3) Penekanan tentang keamanan
4) Contoh pelaksanaan oleh instruktur.
b. Tahap pelaksanaan
1) Posisi duduk di kaki helly (tali utama sudah dimasukkan ke figure of eight).
2) Tangan kanan memegang tali utama untuk pengereman dengan posisi kepalan tangan menghadap ke atas.
3) Tangan kiri berada didepan badan dibawah dek helly, posisi duduk sedikit serong.
4) Turun pelan-pelan melepaskan diri dari tempat duduk.
5) Diperkirakan 1 meter di bawah dek helly dengan kegiatan :
a) Tangan kanan mengerem badan.
b) Badan direbahkan ke belakang.
c) Tangan kiri memegang tali utama yang berada diatas badan (untuk membantu mengangkat kaki ke atas).
d) Kedua kaki diangkat menjepit di tengah-tengah tali utama.
e) Kedua tangan dibawa ke depan dada lurus kedepan.
f) Posisi badan lurus dan pandangan kebawah.
g) Sampai dibawah direm kedua kaki diturunkan seperti posisi semula.
h) Setelah sampai ditanah mundur ke belakang sampai tali utama terlepas.
c. Tahap akhir kegiatan
1) Pengecekan kondisi dan perlengkapan.
2) Melaporkan hasil kegiatan.
3) Evaluasi
3. Teknik Evakuasi korban kecelakaan di air.
a. Tahap Persiapan.
1) Cek semua sarana yang akan digunakan :
a) Perahu karet.
b) Mesin tempel.
c) Dayung.
d) Pelampung.
e) Tali.
2) Pengenalan sarana yang digunakan.
3) Penekanan tentang keamanan.
4) Contoh pelaksanaan oleh instruktur.
b. Tahap pelaksanaan
1) Pembagian SRU atau Unit SAR.
2) Senam Pemanasan.
3) Pengecekan kemampuan renang perorangan (jarak 50 meter gaya Croll).
4) Naik perahu dengan ketentuan 1 unit 10 orang terdiri dari 6 orang mendayung, 2 orang melakukan pertolongan korban, 1 orang pengawas depan, 1 orang mengemudi perahu berada paling belakang.
5) Perahu mendekati korban.
6) Penolong melemparkan pelampung ke korban (korban masih hidup) selanjutnya penolong membawa korban mendekati perahu dengan cara berenang.
7) Korban diangkat ke atas perahu kemudian melaksanakan pertolongan pertama diatas perahu selanjutnya membawa korban ketempat yang lebih aman dengan catatan masing-masing penolong (Unit SAR) menggunakan pelampung sebagai perlengkapan pengamanan perorangan.
c. Tahap akhir kegiatan
1) Pengecekan kondisi dan perlengkapan
2) Melaporkan hasil kegiatan
3) Evaluasi
KESEHATAN LAPANGAN
Maksud : Memberi petolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan dengan cepat dan tepat sebelum mendapat petolongan lebih lanjut.
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :
Ø Mencegah pendarahan yang bebahaya.
Ø Mencegah terjadinya infeksi.
Ø Mencegah terjadinya cacat jasmani dan rohani.
Ø Memudahkan perawatan selanjutnya
Ø Mempertahankan penderita tetap hidup
Ø Membuat keadaan penderita tetap stabil
Ø Mengurangi rasa sakit penderita, ketidak nyamanan dan rasa cemas.
Pada keadaan darurat, berikan pertolongan pertama dengan urutan sebagai berikut :
1. Periksa pernafasan. Bila berhenti, segera mulai pernafasan dari (resusitasi) mulut ke mulut. Prioritas utama adalah mengusahakan penderita bernafas kembali kecuali pada penderita kasus tersedak.
2. Periksa adanya Pendarahan hebat. Bila ada, hentikan pendarahan.
3. Bila menduga adanya cidera tulang belakang, jangan merubah posisi penderita.
4. Bila penderita pingsan tetapi masih bernafas normal tanpa cidera tulang belakang, baringkan dalam posisi istirahat
Resusitas dari mulut ke mulut.
Penolong dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Baringkan penderita terlentang pada alas yang keras
2. Tolong lehernya dan tengadahkan kepala supaya jalan nafas lurus
3. Buka mulut dan angkat setiap sumbat (termasuk gigi palsu) dengan jari-jari palsu
4. Pencet hidung sampai tertutup
5. Ambil nafas panjang, dan tutupkan mulut anda ke mulut penderita.
6. Hembuskan nafas kuat-kuat ke dalam mulut penderita
Resusitasi jantung paru-paru (cardiopulmonary Resuscitation / CPR).
Penolong dapat melakukan langkah-langkah sabagai berikut :
1. Berlutut disamping penderita
2. Letakkan dasar telapak tangan pada batas bawah tulang dada, dan tumpangkan dasar telapak tangan anda yang lain diatas telapak tangan yang pertama. Jari-jari tangan jangan menyentuh dada
3. Dengan lengan yang lurus, condongkan badan ke muka sehingga bahu anda diatas tulang dada penderita
4. Tekan tulang dada ke bawah sampai 4 – 5 cm pada orang dewasa
5. Dengan ke dua tangan tetap didada penderita, condongkan badan kebelakang dan biarkan tulang dada penderita kembali ke posisi normal
CARA MELETAKKAN KORBAN
Penolong dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Letakkan lengan korban menempel pada tubuh dengan tangan dibawah kaki korban.
2. Silangkan lengan yang satu diatas dada dan silangkan kaki yang satu diatas kaki yang lain.
3. Sambil melindungi kepala pegang pakaian korban diatas pinggul dan balikkan korban sehingga telungkup.
4. Palingkan kepala kesatu sisi dan periksa apakah ada sumbatan jalan nafas.
5. Tekan satu lutut di sisi yang sama dengan kepala untuk menopang badan bagian bawah.
6. Tekuk siku untuk menopang tubuh bagian atas.
7. Tarik lengan yang satu dari bawah tubuh korban dan luruskan, untuk mencegah supaya korban tidak berbalik terlentang.
PENASATAN
Dalam pertolongan pendarahan, terutama pendarahan-pendarahan yang hebat tindakan utama adalah memberi Penasatan untuk menghentikan darah yang mengalir.
Syarat-syarat penasatan :
1. Dilakukan pada tempat antara luka dan jantung.
2. Pada lintasan tulang tunggal (tulang paha, lengan atas,dsb)
3. Luka diletakkan lebih tinggi dari pada jantung.
4. Dikendorkan setiap 15 menit, dengan maksud untuk memberikan makanan pada jaringan dibawahnya.
5. Penasat dapat dibuka oleh seorang ahli di R.S.
ALAT-ALAT PERTOLONGAN PERTAMA
1. Kasa (untuk penutup luka)
a. Paket berbagai jenis pembalut
b. Kotak kasa steril 5x5cm
2. Pembalut (untuk pembalut luka)
a. Satu rol plester
b. Rol pembalut elastis
c. Rol kain pembalut
d. Themometer klinik (untuk mengukur suhu tubuh)
e. Gunting (khusus untuk pertolongan pertama)
f. Alat penjepit (untuk mengambil duri, sungut)
g. 1(satu) rol kapas steril
h. Paket kapas lidi (untuk mengoleskan obat)
i. Peniti (untuk mengikat pembalut)
3. OBAT LUAR
a. Krem anti gatal
b. Krem / lotion antiseptic
c. Balsem mentol
d. Obat kumur
4. OBAT DALAM
a. Antasida (untuk meredakan gangguan pencernaan)
b. Obat anti diare – Oralit
c. Obat batuk
d. Obat anti demam / pereda rasa sakit
e. Tablet hisap antiseptic
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kecelakaan :
1. Usahakan untuk tetap tenang, jangan panik percaya pada diri sendiri.
2. Perhatikan keadaan tempat sekitar terjadi kecelakaan, cara timbulnya kecelakaan, keadaan kecelakaan dll.
3. Perhatikan jenis kecelakaan penderita, pendarahan, shok, patah tulang, pinsan dll.
4. Merencanakan cara pertolongan.
5. Jika korban banyak, sedangkan penolong sedikit, adakan pengelompokan korban.
6. Lakukan pertolongan dengan cepat, tepat sesuai dengan kemampuan.
7. Jika pemindahan tidak segera dilakukan, berikan perlindungan terhadap penderita.
8. Laporkan yang berwajib, rumah sakit dsb.
BIVAK
1. Pengertian.
Bivak adalah suatu bangunan darurat yang digunakan, untuk :
a. Perlindungan dari bahaya.
b. Terik matahari.
c. Hujan.
d. Untuk istirahat sementara.
Dapat pula digunakan, untuk :
a. Melindungi suatu daerah yang penting yang telah kita capai.
b. Melindungi personil unit SAR.
c. Sebagai pangkalan patroli sementara / TPK (Tempat Pertemuan Kembali).
Alat yang digunakan :
1) Alat khusus yang dibawa / yang telah dipersiapkan.
Misalnya : tenda, terpal dan lain-lain.
2) Alat darurat yang ada dilapangan.
Misalnya : dahan kayu, daun-daunan dan lain-lain.
2. Macam-macam Bivak :
a. Bivak Taktis.
Adalah bivak yang disusun sedemikian rupa atas dasar taktis keamanan. Biasanya digunakan oleh militer
b. Bivak Non Taktis.
Adalah bivak yang disusun atas dasar non taktis yang dititik beratkan adalah ketahanan kedalam.
Misalnya : Bahan-bahan makanan, penghematan air minum, cara pembuatan api dan SOP.
3. Syarat-syarat Pemilihan Daerah / Tempat.
Syarat-syarat pemilihan daerah / tempat untuk mendirikan Bivak :
a. Daerah yang cukup tinggi dari daerah sekitar.
b. Tempatnya harus terlindung, baik dari darat maupun dari udara.
c. Daerahnya cukup luas.
d. Harus kering (tidak dirawa-rawa).
e. Ada untuk jalan ke luar dan jalan masuk.
f. Harus dekat dengan sumber air.
g. Jangan membuat bivak dilereng gunung, karena di khawatirkan longsor.
h. Jangan membuat bivak dalam gua-gua, karena daerahnya tertutup dan pandangan / penglihatan sangat terbatas.
i. Jangan membuat bivak dibawah pohon besar, karena kalau ada angin ribut dikhawatirkan patah.
j. Jangan membuat bivak dekat sungai, karena kuatir banjir.
k. Jangan membuat bivak dekat air terjun, karena mengganggu pendengaran.
4. Cara Mendirikan Bivak.
a. Diatas Pohon.
Dapat dibuat para-para dengan menggunakan kayu atau bambu dan diikat dengan akar atau rotan.
b. Diatas Tanah.
Dapat pula digunakan dengan menggunakan ponco, sebagai berikut :
(a) Ponco dibuat dalam bentuk tengkurap dengan satu tiang sebagai bubung / tiang penghubung (dapat pula dengan tali), dua tiang utama dan tiga patok.
Gambar :
(b) Ponco dibuat dalam bentuk tenda dengan menggunakan dua tiang utama, satu bubung / tiang penghubung (tiang / tali penghubung) dan enam patok.
Ikatan tali dapat menggunakan tali rotan, akar atau tali plastik.
Keterangan :
Sebaiknya untuk mendirikan Bivak dilakukan pada siang hari.
5. Jembatan Darurat
Adalah jembatan yang dibuat untuk sementara waktu guna memenuhi kebutuhan yang mendesak. Jembatan darurat dapat terbuat dari bambu, kayu, besi, tali, pohon pisang dan sebagainya.
a. Jenis Jembatan.
Ada 2 (dua) jenis jembatan dari Tali :
1) Jembatan Tunggal.
Adalah jembatan yang terbuat dari 1 (satu) utas rentangan tali, yang satu ujungnya jerat patok / pangkal dan ujung yang lain dibuat jerat setengah / dikencangkan dengan simpul anyam berganda (kupu-kupu).
Caranya, dengan :
a) Merayap.
(1) Badan direbahkan (tengkurap) diatas tali.
(2) Salah satu kaki (kiri atau kanan) dilipat, sehingga pergelangan kaki mengait ditali dibelakang pantat, sedangakan kaki yang satunya tergantung lemas.
(3) Kedua tangan memegang tali didepan kepala.
(4) Kepala ditundukkan kekanan, apabila kaki kanan yang dilipat dan atau sebaliknya.
Cara berjalan Merayap :
(a) Julurkan kedua tangan kedepan dan pegang tali kuat-kuat.
(b) Tarik badan kedepan.
(c) Lakukan berturut-turut.
(d) Tundukkan kepala apabila tali bergoyang (semakin tali bergoyang, kepala semakin tuduk).
b) Menggantung.
(1) Badan diikat dengan seutas tali, dengan menggunakan simpul hidup (pada pinggang), nama / tali pengaman.
(2) Rebahkan badan diatas tali.
(3) Kelebihan kedua ujung tali yang mengikat badan, kita ikatkan agar kendor dengan tali jembatan (menggunakan simpul hidup).
(4) Balikkan badan kita, sehingga menggantung dibawah tali jembatan.
(5) Kedua tangan memegang tali jembatan dan kedua ujung kaki mengait ditali jembatan.
Cara berjalan Menggantung :
Tangan dan kaki bergerak ke depart bergantian sambil mengangkat badan, supaya ikatan tali bisa bergerak / bergeser ke depan.
(a) Ikat pinggang kita dengan seutas tali (tali pengaman, seperti pada cara menggantung).
(b) Dudukkan badan atau pantat kita diatas tali dengan kaki kanan disebelah kanan tali jembatan, tergantung lemas.
(c) Kelebihan kedua ujung tali pengaman diikatkan dengan tali jembatan (agak longgar) didepan badan.
c) Duduk
Cara berjalan Duduk :
(1) Angkat badan / pantat.
(2) Geserkan badan / pantat.
(3) Kerjakan berturut-turut.
2) Jembatan Ganda.
Jembatan Ganda terdiri dari :
a) Dua Tali.
b) Tiga Tali.
Keterangan :
a) Jembatan Ganda Dua Tali.
Adalah jembatan yang dibuat dengan dua utas rentangan tali, sejajar atas bawah, jarak setinggi dada manusia normal, ujung yang satu dibuat jarak patok / pangakal dan ujung yang lain dibuat jerat setengah / dikencangkan dengan simpul anyam berganda / kupu-kupu.
Kedua tali tersebut dihubungkan dengan tali yang dibuat jerat sauh rangkap dan dibuat zig-zag.
Cara berjalan diatas Jembatan Ganda Dua Tali :
Kedua tangan berpegang pada tali sebelah atas dan kedua kaki berjalan pada tali sebelah bawah.
(b) Jembatan Ganda Tiga Tali.
Jembatan ganda tiga tali pada prinsipnya sama dengan jembatan ganda dua tali, hanya satu tali dibawah dan dua tali diatas sama tingginya.
Cara berjalan diatas Jembatan Ganda Tiga Tali :
Tangan kanan berpegangan pada tali sebelah kanan atas dan tangan kiri berpegang pada tali sebelah kiri atas, sedangakan kedua kaki berjalan pada tali sebelah bawah.
TALI TEMALI
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan kegunaannya
1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
TANDA - TANDA MEDAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar